Wednesday, February 12, 2014

What I Found in 26


1. Life isn’t fair, but it’s still good.
2. When in doubt, just take the next small step.
3. Life is too short not to enjoy it.
4. Your job won’t take care of you when you are sick. Your friends and family will.
5. Don’t buy stuff you don’t need.
6. You don’t have to win every argument. Stay true to yourself.
7. Cry with someone. It’s more healing than crying alone.
8. It’s OK to get angry with God. He can take it.
9. Save for things that matter.
10. When it comes to chocolate, resistance is futile.
11. Make peace with your past so it won’t screw up the present.
12. It’s OK to let your children see you cry.
13. Don’t compare your life to others. You have no idea what their journey is all about.
14. If a relationship has to be a secret, you shouldn’t be in it.
15. Everything can change in the blink of an eye… But don’t worry; God never blinks.
16. Take a deep breath. It calms the mind.
17. Get rid of anything that isn’t useful.  Clutter weighs you down in many ways.
18. Whatever doesn’t kill you really does make you stronger.
19. It’s never too late to be happy.  But it’s all up to you and no one else.
20. When it comes to going after what you love in life, don’t take no for an answer.
21. Burn the candles, use the nice sheets, wear the fancy lingerie. Don’t save it for a special occasion. Today is special.
22. Overprepare, then go with the flow.
23. Be eccentric now. Don’t wait for old age to wear purple.
24. The most important sex organ is the brain.
25. No one is in charge of your happiness but you.
26. Frame every so-called disaster with these words, ‘In five years, will this matter?’
27. Always choose Life.
28. Forgive but don’t forget.
29. What other people think of you is none of your business.
30. Time heals almost everything. Give Time time.
31. However good or bad a situation is, it will change.
32. Don’t take yourself so seriously. No one else does.
33. Believe in miracles.
34. God loves you because of who God is, not because of anything you did or didn’t do.
35. Don’t audit life. Show up and make the most of it now.
36. Growing old beats the alternative — dying young.
37. Your children get only one childhood.
38. All that truly matters in the end is that you loved.
39. Get outside every day. Miracles are waiting everywhere.
40. If we all threw our problems in a pile and saw everyone else’s, we’d grab ours back.
41. Envy is a waste of time. Accept what you already have, not what you think you need.
42. The best is yet to come…
43. No matter how you feel, get up, dress up and show up.
44. Yield.                                                                                           
45. Life isn’t tied with a bow, but it’s still a gift.












Thursday, January 16, 2014

Naif

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hai…
Memejamkan mata sejenak dan memikirkan betapa nonsense nya air terjun Niagara Beku, Mesir bersalju, Anas Urbaningrum di penjara, akil mochtar menyimpan dollars nya di tembok ruang karaoke, dan banjir yang menerpa beberapa wilayah di Indonesia yang kita sendiri akhirnya apatis meresponnya karena kita berpikir itu sudah biasa dan those are not my business!

Beberapa calon presiden dan tim suksesnya mulai sibuk kesana kemari melakukan ritual kampanye, entah setuju atau tidak dari lahir sepertinya aku diciptakan untuk menjadi golput sejati, alasannya? Ini keyakinanku, selamanya? Tidak tahu!

Yapp! Bukan mereka atau berita yang akan kita bahas kali ini, melainkan seperti biasanya tentang waktu, mimpi dan diri serta subjektifitas kalian (si pembaca) dalam menilai sebuah tulisan.

Anggap di depan anda sekarang ada sebuah cermin, tidak masalah Anda sekarang sedang ada di ruang kantor, kamar tidur, ruang Tv, dapur atau kelas, tapi anggap depan Anda sekarang itu kaca, and Think!

Think about second (tik, tok, tik, tok, tik, tok), rasakan detak jantung Anda, suara-suara di sekeliling Anda, rasa atau hawa yang terasa di kulit Anda, rasakan air liur Anda, mungkin sambil membaca kata-kata ini, rasakan oksigen yang masuk ke dalam hidung Anda, FEEL IT!!!

What for? Terkadang hal ini bisa menjadi meditasi untuk menjadikan kita lebih bersyukur dan refresh. Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya waktu adalah harta yang paling berharga, setiap manusia diberi waktu 24 jam namun hasil setelah 24 jam ini setiap orang berbeda-beda, Me? I spend for sleeping all day long, they? They are working all day long? You? I don’t know!

Mimpi, pernahkah kalian bermimpi atau melamun ketika mata kalian terbuka? Jika pernah, kalian hebat! Lepas dari apa yang kalian lamunin, apakah itu makanan, jam istirahat, fashion, orang tua, hadiah, lamunan jorok, menikah atau mati sekalipun, arahkan lamunan itu terhadap sesuatu yang melibatkan seluruh indera yang kalian punya, detailkan lamunan dan mimpi kalian, se detail mungkin! naah dari sini kesimpulannya adalah, positifkan lamunan atau mimpi kalian itu agar alam bisa merasakannnya, agar malaikat menyampaikannya kepada Yang Kuasa, agar Sang Pengabul Doa dapat menganalisa mana yang kalian inginkan dan butuhkan sehingga Dia mengabulkan apa yang terbaik buat kita semua.

So? Mulai dari sel terkecil di diri kalian, kenalilah diri kalian, hadiahi dan hukum diri sendiri apabila kalian melakukan sesuatu yang layak mendapatkannya, jemput rizki kalian, jemput jodoh kalian, sebarkan cinta melalui tangan Anda, Kaki Anda, Mulut Anda, Pikiran Anda, dan hati, Kan kata Allah “Minimal kita bantu dengan Doa”.
Manusia ga ada apa-apanya klo hidup sendirian, kesepian, ga ada yang bikin ketawa, ga ada yang nyapa, ga ada yang meluk, ga ada yang kita marahin, sekaliagus ga ada yang mencintai dan dicintai. Jadi, yuuk kita sebarkan senyum, sapa dan salam, kita sebarkan cinta dan kasih sayang, saling menghargai dan memaafkan serta saling mendoakan, Yuk!

Wassalam

Thursday, December 5, 2013

Akhirnya (lagi)

Sebuah template putih terus menggodaku untuk menancapkan warna hitam di atasnya,
Memang benar, permulaan adalah setengah bagian dari pekerjaan,
Yapp aku melewatinya, berhasil (lagi) untuk ke sekian lamanya bisa menulis

Apa kabar semua?
Di sebelah kiriku terlihat bendera merah putih yang selalu berkibar ketika ada angin negeri dan melipat ketika badai menerpa bangsa ini yang hamper selalu melanda
Di ujung sana ada mall lantai 4 (akhirnya) setelah setiap hari selama 5 bulan terakhir selalu aku pandangi dari kejauhan

Bagaimana dengan kalian? Ada yang menarik dari samping kiri atau kanan? merasakan sesuatu di kepala kalian? AC atau kipas angin mungkin? Bagaimana sepatu atau sandal kalian? Lebih baguskan daripada anak-anak di pedalaman Afrika sana yang tidak tahu apa itu Nike atau Adidas? Apa berita yang kalian dengar hari ini? Positif atau negatif? Bagaimana makanan dan minuman hari ini? Enak? Keasinan? Kepedesan? Hambar? Masihkah dapat merasakan hembusan udara di hidung dan mulut kalian? Penjamkanlah mata sejenak, and say “Thanks God for everything”

Finally, sejak 6 tahun terakhir aku bisa tinggal nomaden di Jabodetabek
Mulai dari ngajar ngaji yang kitab sucinya di tendang-tendang,
Mengajar matematika sambil gendong muridnya
Mengajar mata pelajaran yang awalnya sangat tidak mungkin aku bisa ajarkan untuk usia balita sampai usia Palita dan Bulita (Bapak dan Ibu diatas lima puluh tahun).
Hingga beberapa murid yang aku lihat fotonya di luar negeri sana …
Semua guru di dunia ini setuju bahwa tiada kebahagiaan lain kecuali ketika melihat anak didiknya tumbuh kembang dengan senyuman prestasi, dan
ketika mereka menyapa “Apa kabar?” “how are you?” Sambil melihat time line nya kebanyakan guru hanya menjawab singkat, untuk menutupi rasa terharunya melihat murid-muridnya sudah hampir melewati kehebatannya.

Sekarang, sang penulis sedang bersyukur sekaligus cemas karena ingin melanjutkan S2 yang lagi-lagi dibiayai, Alhamdulillah…
Sambil mengemban tugas besar merintis sebuah perusahaan yang sudah direncanakan sejak 2 tahun lalu namun sampai sekarang akhirnya menyerah untuk tidak lagi mencampakkannya tapi mengembangkannya demi menumbangkan nama-nama orang terkaya di muka bumi ini, Aminnn

Setiap orang di muka bumi ini mempunyai mimpi, yang mungkin akan menjadi kenyataan, termasuk mimpi buruk..
Namun ternyata, baik keberhasilan maupun kegagalan itu butuh kesiapan,
Yapp, victory loves preparation, kita harus siap untuk menang atau gagal

Kita itu manusia yang ditakdirkan sebagai khalifah (pemimpin, penjaga, pelestari) di bumi ini
Memiliki banyak predikat,
Predikat sebagai anak, maka doakanlah orang tuamu dan balaslah jasa mereka se hidup mati mu
Predikat sebagai adik atau kakak atau saudara, berilah suri tauladan, sebarkan kasih sayang, utamakan mereka dan ajak mereka bersama-sama meraih kebahagiaan dunia akhirat
Predikat sebagai guru atau murid, sederhanakanlah ilmu pengetahuan, implemantasikanlah!
Sebagai teman, jadilah pendengar yang aktif, sabar menyabari, menghibur dan dihibur, marah memarahi
Sebagai kekasih, in the end, the love that you get equals to the love that you make…
Sebagai apapun, nikmatilah, syukurilah, optimalkanlah, tuntaskanlah, ikhlaskanlah

Harta yang paling berharga di dunia ini sudah diberikan sejak dulu oleh Sang Pencipta Yang Maha Adil,
Dia adalah waktu yang dapat menjadikan manusia berbeda-beda
Waktu yang menjadikan kita rindu akan tawa orang-orang tersayang nan jauh disana
Waktu yang menyebabkan kita memasang alarm untuk bangun di pagi hari tanda kita diberi kita kehidupan untuk kesekian kalinya
Waktu yang menyebabkan kita berpikir, merenung, bersujud, menangis, tertawa, marah, menyesal, memaki-maki dan meninggalkan dunia ini
Apa yang kita cari di dunia ini (sebenarnya) ? APAA? HAH!

Maknailah hidupmu, layakkan dirimu hingga layak diceritakkan kepada anak cucumu, orang-orang sekitarmu
Memaknai hidup tidak perlu dengan menjadi presiden, astronot, artis, ketua/kepala/pemimpin, guru, sufi, entrepreneur, bahkan pengangguran sekalipun,

Memaknai hidup… adalah… proses mengenali siapa, apa, bagaimana dan mengapa kita hidup.

Monday, July 30, 2012

4 Sekolah Termahal dan Termewah di Indonesia
Sumber: http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15755548

1. SMA Pelita Harapan Lippo Cikarang
SMA Pelita Harapan Lippo Cikarang berbeda dari sekolah bertaraf internasional yang banyak dikembangkan belakangan ini. SMA Pelita Harapan Lippo Cikarang memiliki kurikulum internasional bernama International Baccalaureate. Kurikulum internasional ini menginduk pada International Baccalaureate Organization (IBO) yang bermarkas di Swiss. SMA Pelita Harapan Lippo Cikarang didirikan pada tahun 1995 dan setahun kemudian langsung mendapatkan akreditasi A dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. SMA Pelita Harapan Lippo Cikarang kemudian diakui secara resmi sebagai bagian dari IB World School pada tahun 2005. Seiring dengan pengakuan pemerintah sebagai sekolah bertaraf internasional, para siswa SMA Pelita Harapan Lippo Cikarang tidak diwajibkan mengikuti ujian nasional. Ujian kelulusan dilakukan sesuai kurikulum internasional IBO. Beberapa mata pelajaran yang diajarkan di SMA Pelita Harapan Lippo Cikarang bisa dihitung sebagai kredit dan tidak perlu diambil ketika memasuki perguruan tinggi karena program SMA Pelita Harapan Lippo Cikarang sudah diakui secara internasional. SMA Pelita Harapan Lippo Cikarang membanderol biaya sekolah sebesar USD 9.000 per tahun. Biaya yang harus dibayarkan dalam mata uang dolar Amerika itu mencakup biaya kegiatan ekstrakurikuler, komputer, buku, dan lain-lain.

2. SMA Ciputra Surabaya
SMA Ciputra Surabaya yang didirikan pada tahun 1996 ini juga menerapkan kurikulum International Baccalaureate, sama seperti SMA Pelita Harapan Cikarang. Pada 30 Oktober 2010, Badan Akreditasi Nasional memberikan akreditasi A untuk sekolah yang mempunyai gedung berlantai empat ini. Siswa SMA Ciputra Surabaya dikondisikan belajar secara nyaman dan tidak dituntut untuk selalu menghafal. Kelebihan sekolah ini adalah upaya penekanan pada nilai-nilai, dimana siswa-siswa dirangsang untuk menjadi pemikir, pencaritahu, komunikator, berani mengambil resiko, punya prinsip, peduli, berwawasan terbuka, dan reflektif.
Untuk menjadi siswa SMA Ciputra Surabaya, calon siswa harus memenuhi standar yang cukup tinggi, salah satunya adalah nilai TOEFL minimal 550. Di kelas I, siswa wajib mengikuti program Work Experience, yaitu magang di perusahaan selama seminggu. Program ini bertujuan untuk membentuk siswa yang berwawasan entrepreneurship. Siswa kelas II harus menyelesaikan program Personal Project yang sudah setara dengan skripsi di perguruan tinggi. Setelah itu siswa-siswa SMA Ciputra Surabaya masuk program penjurusan, yaitu Indonesian Programme atau Diploma Programme. Siswa-siswa Diploma Programme yang mengikuti kurikulum International Baccalaureate itu tidak diwajibkan mengikuti ujian nasional. SMA Ciputra Surabaya membanderol biaya pembangunan sebesar 40 juta rupiah dan SPP sebesar 4 juta rupiah per bulan.

3. SMA Global Jaya International School Tangerang Selatan
SMA Global Jaya International School Tangerang Selatan yang didirikan pada tahun 1998 ini memiliki 47 jenis kegiatan ekstrakurikuler. SMA GJIS Tangerang Selatan menerapkan kurikulum International Baccalaureate yang menekankan pada pengembangan diri, kematangan intelektual-emosional, dan melatih keterampilan sosial dalam kehidupan masyarakat global. SMA GJIS Tangerang Selatan mempunyai tenaga pengajar dari sejumlah universitas ternama di Pulau Jawa, bahkan ada beberapa tenaga pengajar asing dari Australia, Amerika Serikat dan Kanada.
Sistem pendidikan SMA GJIS Tangerang Selatan mengacu pada sistem Student Center dimana kegiatan belajar mengutamakan agar siswa lebih aktif dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Untuk menyaring siswa-siswa baru, SMA GJIS Tangerang Selatan melakukan dua seleksi. Ujian tertulis mencakup matematika, bahasa Inggris,

4. SMA Terpadu Krida Nusantara Bandung
SMA Terpadu Krida Nusantara Bandung diresmikan pada tahun 1996 dan menempati lahan seluas 27 hektare di lembah Bukit Manglayang, Cibiru, Bandung. Sekolah favorit di kota Bandung ini pernah memperoleh Anugerah Hukum dari Depkum HAM dan gelar sekolah peduli lingkungan dari gubernur Jawa Barat. SMA Terpadu Krida Nusantara memang sekolah umum namun sekolah ini menerapkan sistem pesantren dimana siswa harus tinggal di asrama. Bahkan dalam tiga bulan pertama, siswa dikarantina dan dilarang berhubungan dengan keluarga untuk melatih kemandirian siswa.
Pendidikan di SMA Terpadu Krida Nusantara berbasis teknologi informasi. Siswa-siswa bisa mengunduh materi pelajaran e-learning di situs Krida Nusantara. Siswa juga tidak akan bosan duduk di kelas karena sekolah ini menerapkan Moving Class dimana siswa berpindah ruangan sesuai dengan mata pelajaran. Biaya pendidikan di SMA Terpadu Krida Nusantara ini mencakup uang pangkal sebesar 30 juta rupiah, biaya pakaian seragam sebesar 2,4 juta rupiah, biaya SPP sebesar 2,6 juta rupiah per bulan, dan biaya cuci pakaian sebesar 600 ribu rupiah per semester.

DARI HATI YANG PALING DALAM AKU BERDOA UNTUK DIBERI KUASA MEMBUAT SEKOLAH YANG LEBIH BAIK DARIPADA YANG DIATAS. JANGAN SAMPAI PENDIDIKAN BERKUALITAS HANYA BAGI MEREKA YANG MEMILIKI KUANTITAS DAN KUALITAS FINANSIAL; SETIAP ORANG BERHAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN BERKELAS DUNIA. 
YA ALLAH IJINKAN AKU MEMBUAT SEKOLAH YANG BERNILAI ISLAM NAMUN UNIVERSAL, TIDAK MEMBEDAKAN SATU SAMA LAIN DARI SEGALA HAL. FOCUS ON PROCESS IN RECRUITMENT THE STUDENTS!

AMIN


Monday, July 23, 2012

TRANSFORMASI IMPLEMENTASI MENDIDIK


“Gw kangen banget ngajar” ucapku pada seorang sahabat. “Rif, walaupun lu ga ngajar di sekolah, tapi lu tetep ngajarin orang, liat gw, liat temen-temen kita yang lain, lu udah ngajarin kita banyak hal, bukan aja ngajarin mata kuliah tapi ngajarin survive dalam kehidupan, nyadarin pentingnya bertanggung jawab terhadap masa kini untuk masa depan, itu semua lebih dari sekedar ngajar di kelas Rif”.

Percakapan itu selalu teringat walau sudah satu tahun yang lalu. Baiklah, aku sekarang adalah seorang mahasiswa psikologi di universitas swasta di Jakarta yang mendapatkan beasiswa penuh 100%. Aktivitas sekarang hanya kuliah, menjadi event organizer dan membuat acara-acara sosial bagi kelompok marginal.

Detik demi detik, hari demi hari, hati ini selalu merindukan mengajar. Mungkin karena sudah menjadi bagian dari kehidupan dan cita-cita, hasrat untuk menjelaskan sesuatu hal baru di depan peserta didik menjadi sebuh kebutuhan primer. Namun aku berpikir, presentasi depan kelas, melakukan penelitian berkelompok, menjadi tutor untuk teman-teman baik formal atau informal, menjadi sahabat yang menginspirasi temannya, menjadi seorang tokoh yang bermanfaat bagi lingkungan. Bukankah itu yang harus juga ditargetkan oleh seorang pendidik?

Panggung seorang pendidik bukan hanya di dalam kelas dan di depan siswa berseragam, implementasinya tidak sesempit itu, namun diluar, dunia ini adalah panggung seorang pendidik untuk mengimplementasikan ilmunya, peserta didiknya adalah semua orang. Menjadi seorang ketua kelas, menjadi seorang manajer, direktur, menajdi seorang ayah, kakak, menjadi seorang koordinator demo, menjadi seorang koordinator pemulung se-DKI, menjadi presiden sampai menjadi Sekjen PBB pun pada hakikatnya kita adalah seorang pendidik.

Tantangan globalisasi membuat transformasi atau perubahan terhadap implementasi dari sebuah proses pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia memang banyak kekurangan, tidak secara optimal mendidik kita menghadapi tantangan global. Tetapi hal ini seharusnya membuat kita tersenyum lebar karena mendapatkan kesempatan untuk mandiri mendidik diri sendiri dan orang-orang sekitar kita dengan lebih bebas dan optimal.

Jika kita sadari, banyak profesi yang merupakan transformasi dari sekedar seorang guru, misalnya konsultan, trainer, motivator dan sebagainya. Mereka semua dibayar tinggi, mengapa? Karena mereka mendidik untuk belajar kehidupan. Apakah kita menginginkan hanya menjadi subjek mereka? No. No. No. kita diberi otak yang sama-sama unlimited capacity, kita hanya perlu menyadarkan diri bahwa kita harus tetap membutuhkan pendidikan, kita harus belajar terus menerus sepanjang hayat kita, menulis dan membaca adalah hal termudah dalam implementasi belajar.

Waktu terus berjalan maju ke depan, yang dapat memanfaatkan waktu, dialah yang akan survive. Masa depan membutuhkan manusia yang terdidik dan dapat mendidik diri sendiri dan orang lain. Kita harus dapat beradaptasi terhadap perubahan, karena perubahan akan tetap selalu terjadi.

Rektor universitas paramadina Anies R. Baswedan pernah mengatakan kita harus memiliki global competency and grassroot understanding. Inilah yang wajib dimiliki seorang pendidik agar layak dicatat dalam buku biografi masing-masing. Menjadi seorang pendidik harus dapat mengimplementasikan apa yang dimilikinya dalam setiap sisi kehidupan. Kita semua adalah pendidik, maka kita bertanggung jawab atas masa depan anak cucu kita, kita harus siap mencetak pendidik-pendidik baru yang mampu menghadapi masa depan. seorang pendidik harus berdoa secara luar biasa, berpikir secara luar biasa, bertindak secara luar biasa, sehingga dia akan menjadi seseorang yang luar biasa karena masa depan di dunia dan surga hanya untuk manusia yang luar biasa.
Menjadi pendidik adalah kebutuhan setiap individu, setiap individu berhak dan berkewajiban menjadi seorang pendidik. Buktinya lihatlah ke kanan, ke kiri, ke belakang dan ke depan kalian. Kita memberi dan menerima, menerima manfaat dan memberi manfaat dari sebuah pengetahuan dan pengalaman. Ingin menjadi pendidik yang baik harus diawali dengan menjadi peserta didik yang baik dulu. Pada hakikatnya, kita merupakan makhluk yang mendidik dan dididik hingga akhir hayat, mari kita melayakkan diri kita untuk itu semua, semoga. 

KEHIDUPANKU MENDIDIK


Menjadi seorang ustadz di sebuah pesantren di Indonesia bukan rahasia umum lagi hanya digaji beberapa ratus ribu, namun itu semua sudah ditambah fasilitas kamar dan makan 3x sehari. Cukup besar bagi seorang remaja 19 tahun, yang baru saja kehilangan pekerjaan menjadi seorang guru bimbel di Ibukota. Sama sekali tak terbayangkan akhirnya aku harus menjadi guru bahasa Inggris di Pesantren, setelah iseng-iseng mendaftar, eh malah keterima, dan dibiayai kursus lima bulan bahasa Inggris di kampung Inggris, Pare, Kediri, Jawa Timur. Tahun-tahun sebelumnya aku mengajar dengan kemampuan otak kiriku, sekarang dipaksa untuk optimalisasi otak kanan, belajar mengajar alphabet hingga 1 bulan, setiap hari belajar bahasa Inggris untuk anak-anak dari Subuh hingga jam 10 malam. Namun dari sini aku belajar the art of teaching.

Trust me! Menjadi seorang Ustadz atau pendidik di sekolah berasrama/pesantren (boarding school) itu 6 kali lebih susah daripada seorang guru yang mengajar di sekolah atau di lembaga yang hanya 4 jam saja. Seorang Ustadz bertanggung jawab 24 jam terhadap peserta didiknya dan yang lebih parah pendidik yang satu ini bukan hanya bertanggung jawab dalam hal pembelajaran di dunia tapi juga di akhirat.

Berawal dari mengajar ekstrakurikuler bahasa Inggris setiap seminggu 2 kali dan itupun hanya 1 jam, membuatku jenuh dan merasa sia-sia dengan bekal ilmu selama lima bulan penuh di Pare. Pendidik harus berkembang, inovatif, memiliki target yang realistis.

Free time yang begitu banyak membuatku optimis untuk belajar di lain bidang, aku mentargetkan membaca minimal 1 buku, minimal menghafal 1 ayat suci setiap hari, tidur maksimal hanya 5 jam sehari, mengajar minimal 10 jam sehari, membuat penelitian tindakan kelas walau berbekal zero knowledge & zero experience, menulis buku, menjadi tempat curhat para santri dan sesama pendidik bukan hanya satu kelas, aku mentargetkan diriku harus menjadi sejarah disini, aku harus memberi dampak positif yang dapat diingat, aku harus memberi manfaat yang dapat dilakukan seorang pendidik, harus menyebarkan virus semangat dalam belajar dan mengajar pada setiap orang disekeliling diriku, Man Jadda Wajada.

Capek? iya, banyak tantangan? haduuhh banyak banget, pengorbanan? tak terhitung! Tapi, I’m realy satisfied. Dalam waktu 3 bulan dengan visi, misi, target dan strategi diatas, aku mengajar dikelas formal 10 jam sehari, membimbing lomba 4 jam sehari, melatih basket dan atletik setiap minggu, menjadi salah satu pembimbing organisasi siswa intra sekolah, memberikan 10 piala dalam 3 bulan, mendapatkan gaji 6 kali lipat daripada guru yang seangkatan aku dan dekat lebih dari 1500 siswa/I serta mengajar kursus bahasa Inggris kepada security, semua guru dan kepala sekolah, OB, tukang sapu hingga tukang masak di dapur. Lebih dari 200 buku tentang mendidik, motivasi dan pengembangan diri aku lahap dalam waktu 3 bulan serta membuat 1 buku berjudul “I Love English, The New Way to Study English”.

Tidak percaya seorang “Aku” bisa seperti ini, berawal dari keterpaksaan, hingga sekarang menjadi ketagihan dan yang lebih membahagiakan adalah menjadi inspirasi para pendidik lain untuk sama-sama mengajar dari hati dan mencapai target setinggi langit. Itulah bukti semangat mendidik, bukti seorang pendidik yang dapat mengoptimalkan areanya untuk bermanfaat bagi kehidupan manusia. Bagian terpenting adalah setiap guru di dunia ini sangat, sangat dan sangat mungkin untuk bisa menjadi seperti itu.

Menjadi pendidik adalah kebutuhan setiap individu, setiap individu berhak dan berkewajiban menjadi seorang pendidik. Buktinya lihatlah ke kanan, ke kiri, ke belakang dan ke depan kalian. Kita memberi dan menerima, menerima manfaat dan memberi manfaat dari sebuah pengetahuan dan pengalaman. Ingin menjadi pendidik yang baik harus diawali dengan menjadi peserta didik yang baik dulu. Pada hakikatnya, kita merupakan makhluk yang mendidik dan dididik hingga akhir hayat, mari kita melayakkan diri kita untuk itu semua, semoga. 

MENDIDIK


“Arif, kalau sudah besar ingin jadi apa?” Tanya Bapak Guru, Ibu Guru, kepala sekolah, sanak famili hingga para tetangga di sekitar rumah, “ingin jadi Guru Bu/Pak/Kak” Jawab aku ketika masih duduk di kelas 2 SD. Sejak berumur lima tahun aku sudah diajari bagaimana belajar dengan sangat tegas oleh kakek aku yang hanya memiliki satu kaki, menghitung “1 + 2 = 2”, aku langsung dipukul dengan sebuah tongkat, membaca “Ini ibu Budi” sambil bercampur dengan suara dan batuk akibat tangisan. Sakit? Iya! Menyakitkan? Pasti! Tapi mengapa aku ingin menjadi seorang guru?

Dididik seperti itu pada anak yang tidak merasakan bangku Taman Kanak-kanak membuatku merasakan hasilnya pada kelas 1 SD dimana ketika aku sudah berumur 7 tahun, hasil ini terus berlanjut hingga lulus SD bahkan hingga sekarang, walau menjadi nomor 2 lebih sering aku dapatkan, itu membuatku menjadi selalu ingin lebih baik, bukan menjadi yang terbaik tapi selalu berusaha untuk mencoba melakukan segalanya dengan terbaik.

Berawal dari menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana dari seorang teman yang berlanjut pada belajar kelompok dengan teman-teman, membuatku merasa nyaman, bahagia dan membanggakan ketika menerima ucapan “Arif, makasih yah udah ngajarin” berawal dari sini, membuatku mantap untuk menjadi seorang Pendidik. Praktek mengajar pertamaku adalah ketika mengajar Geografi, ketika itu aku masih kelas 3 SMP dan harus menggantikan Guru Geografi yang berhalangan hadir karena sakit, mengajar peratama kali tentang Sejarah, jenis dan fenomeana danau di depan kelas, masih kurang begitu menyeramkan, karena ketika itu masih kurang begitu memikirkan proses penyampaian, yang penting adik kelas mengerti dan mampu menjawab pertanyaan.

Menginjak masa SMA cita-citaku tak berubah, masih keukeuh ingin menjadi seorang pendidik, aku beruntung dapat mengajar siswa/I yang les fisika di sebuah tempat les sederhana, tapi yang membedakan adalah aku mengajar anak kelas 3 SMA yang apabila mereka tidak mengerti dan tidak dapat menjawab pertanyaan, maka mereka akan TIDAK LULUS, disinilah arti penting dari motivasi dari Sang Pendidik. Mengajar bukan hanya tugas formal membantu siswa menjawab sebuah pertanyaan, tapi bagaimana membuat siswa tersebut memahami kemampuannya dalam menjawab pertanyaan di soal dan kehidupan. Mendidik memiliki makna yang lebih luas dari sekedar mengajar, mendidik memiliki tanggung jawab moral, pendidik bukan hanya seorang guru yang menjelaskan di depan, tapi lebih kepada sesosok individu yang sangat diharapkan untuk membantu anak didiknya meraih masa depan.

Sukses mengajar di SMA tak membuatku otomatis lulus SPMB (sekarang SNMPTN), aku malah harus terdampar di sudut selatan Ibukota, dan dengan terpaksa mengajar kembali, bukan di sekolah atau di tempat les, bukan siswa berseragam yang sopan, baik dan penurut, namun balita yang orang tuanya ingin anaknya belajar membaca buku Iqra, siswa/I SMP yang gagal naik kelas karena benci guru-gurunya, keponakan seorang artis yang terlalu dimanja sehingga menggampangkan sekolah. Anak-anak ini aku temani setiap sore dengan harapan sang orang tua, semoga bisa menjadi lebih baik dan bertanggung jawab.

Berawal dari rasa terpaksa, membuatku menyadari bahwa mendidik harus dapat menjadi bagian dari kehidupan bukan sekedar penghidupan. Enam bulan merupakan proses yang “nano nano” hingga mereka menghilangkan warna merah di raport, dan sang balita mulai memegang Al Quran. Apakah pendidik harus mengembangkan karir? Absolutely! Menerima gaji Rp. 3.000.000/bulan ketika umur 18 tahun dan berprofesi sebagai pengajar di sebuah lembaga pendidikan formal membuatku terus meningkatkan kemampuan mendidik sang peserta didik. Namun, kita mempunyai takdir, dan takdir ibarat sebuah roda, kadang di atas, kadang di bawah. Bersambung…