“Arif, kalau
sudah besar ingin jadi apa?” Tanya Bapak Guru, Ibu Guru, kepala sekolah, sanak
famili hingga para tetangga di sekitar rumah, “ingin jadi Guru Bu/Pak/Kak”
Jawab aku ketika masih duduk di kelas 2 SD. Sejak berumur lima tahun aku sudah
diajari bagaimana belajar dengan sangat tegas oleh kakek aku yang hanya
memiliki satu kaki, menghitung “1 + 2 = 2”, aku langsung dipukul dengan sebuah
tongkat, membaca “Ini ibu Budi” sambil bercampur dengan suara dan batuk akibat
tangisan. Sakit? Iya! Menyakitkan? Pasti! Tapi mengapa aku ingin menjadi
seorang guru?
Dididik seperti
itu pada anak yang tidak merasakan bangku Taman Kanak-kanak membuatku merasakan
hasilnya pada kelas 1 SD dimana ketika aku sudah berumur 7 tahun, hasil ini
terus berlanjut hingga lulus SD bahkan hingga sekarang, walau menjadi nomor 2
lebih sering aku dapatkan, itu membuatku menjadi selalu ingin lebih baik, bukan menjadi yang terbaik tapi selalu
berusaha untuk mencoba melakukan segalanya dengan terbaik.
Berawal dari
menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana dari seorang teman yang berlanjut pada
belajar kelompok dengan teman-teman, membuatku merasa nyaman, bahagia dan
membanggakan ketika menerima ucapan “Arif, makasih yah udah ngajarin” berawal
dari sini, membuatku mantap untuk menjadi seorang Pendidik. Praktek mengajar
pertamaku adalah ketika mengajar Geografi, ketika itu aku masih kelas 3 SMP dan
harus menggantikan Guru Geografi yang berhalangan hadir karena sakit, mengajar
peratama kali tentang Sejarah, jenis dan fenomeana danau di depan kelas, masih
kurang begitu menyeramkan, karena ketika
itu masih kurang begitu memikirkan proses penyampaian, yang penting adik kelas
mengerti dan mampu menjawab pertanyaan.
Menginjak masa
SMA cita-citaku tak berubah, masih keukeuh
ingin menjadi seorang pendidik, aku beruntung dapat mengajar siswa/I yang
les fisika di sebuah tempat les sederhana, tapi yang membedakan adalah aku
mengajar anak kelas 3 SMA yang apabila mereka tidak mengerti dan tidak dapat
menjawab pertanyaan, maka mereka akan TIDAK LULUS, disinilah arti penting dari
motivasi dari Sang Pendidik. Mengajar
bukan hanya tugas formal membantu siswa menjawab sebuah pertanyaan, tapi
bagaimana membuat siswa tersebut memahami kemampuannya dalam menjawab
pertanyaan di soal dan kehidupan. Mendidik memiliki makna yang lebih luas
dari sekedar mengajar, mendidik memiliki tanggung jawab moral, pendidik bukan
hanya seorang guru yang menjelaskan di depan, tapi lebih kepada sesosok individu
yang sangat diharapkan untuk membantu anak didiknya meraih masa depan.
Sukses mengajar
di SMA tak membuatku otomatis lulus SPMB (sekarang SNMPTN), aku malah harus
terdampar di sudut selatan Ibukota, dan dengan terpaksa mengajar kembali, bukan
di sekolah atau di tempat les, bukan siswa berseragam yang sopan, baik dan penurut,
namun balita yang orang tuanya ingin anaknya belajar membaca buku Iqra, siswa/I
SMP yang gagal naik kelas karena benci guru-gurunya, keponakan seorang artis
yang terlalu dimanja sehingga menggampangkan
sekolah. Anak-anak ini aku temani setiap sore dengan harapan sang orang
tua, semoga bisa menjadi lebih baik dan bertanggung jawab.
benar bangett,, saya sangat setuju..
ReplyDeleteditunggu episode selanjutnya..hehe
Obat Herbal Pasca Stroke Berat
Obat Herbal Glaukoma
GLOW Enhanz
Obat Herbal Fistula Ani
Obat Herbal Disentri
Obat Herbal Ispa
Obat Herbal Kanker Usus Halus
Obat Herbal Tulang Keropos Ampuh
Obat Herbal Kanker Kandung Kemih
Obat Herbal Amandel Kronis
Obat Herbal Vertigo Akut
Obat Herbal Varises
Obat Herbal Sipilis
Obat Herbal Alzheimer
Obat Herbal Epilepsi
Obat Herbal Kanker Hati
Obat Herbal Kanker Pankreas
Obat Herbal Meningitis